Jalan Singkawang - Bengkayang 1920-1932 |
Setiap
orang bisa saja mengartikan istilah pembangunan secara berbeda sesuai
dengan seleranya sendiri, sehingga pada akhirnya definisi tentang
pembangunan pun sedemikian banyak dan berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu, kita perlu memastikan terlebih dahulu perspektif inti atas
makna dasar pembangunan. Tanpa adanya suatu perspektif dan criteria yang
dapat disepakati bersama, kita tidak akan bisa mengetahui negara mana
saja yang telah mengalami pembangunan secara pesat dan negara mana yang
tidak.Hal ini dimaksudkan agar terdapat satu persepsi yang sama terhadap
sesuatu..yang kalau dalam bahasa penelitian ilmiah harus valid dan
reliabel..
Pembangunan
harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta
pengentasan kemiskinan. Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu harus
mencerminkan terjadinya perubahan secara total suatu masyarakat atau
penyesuaian system social secara keseluruhan, tanpa mengabaikan
keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun
kelompok-kelompok social yang ada didalamnya, untuk bergerak maju menuju
suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, baik secara material
maupun spiritual.
Pada
umumnya pembangunan nasional banyak Negara-negara sedang berkembang
dipusatkan pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, paradigma tradisional mengenai pembangunan cenderung
mengidentikkan pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi. Dewasa ini,
definisi pembangunan ekonomi yang paling banyak diterima adalah: suatu
proses peningkatan output dalam Jangka Panjang. Yang dimaksud dengan
proses adalah berlangsungnya kekuatan-kekuatan tertentu yang
saling berkaitan dan mempengaruhi. Dengan kata lain, pembangunan
ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi. Proses pembangunan
menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan (growth plus change)
dalam: pertama, perubahan struktur ekonomi; dari pertanian ke industri
atau jasa. Kedua, perubahan kelembagaan, baik lewat regulasi maupun
reformasi kelembagaan itu sendiri. Artinya pembangunan yang dilaksanakan
tidak dilakukan hanya “secepat membalik telapak tangan”, akan tetapi
dimulai dari proses yang panjang dan lama, seperti yang kita laksanakan
baik melalui RKP (1 tahun), RPJM (5 tahun), dan RKP (25 tahun)..
Penekanan
pada kenaikan pendapatan per kapita (GNP riil dibagi dengan jumlah
penduduk) dan tidak hanya kenaikan pendapatan nasional riil menyiratkan
bahwa perhatian pembangunan bagi negara miskin adalah menurunkan tingkat
kemiskinan. Pendapatan nasional riil (GNP pada tingkat harga konstan)
yang meningkat seringkali tidak diikuti dengan perbaikan kualitas hidup
masyarakat. Bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan
pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan per kapita bisa menurun
atau tidak mengalami perubahan, dan ini jelas tidak dapat disebut bahwa
ada pembangunan ekonomi di negara tersebut.
Kurun waktu yang panjang menyiratkan bahwa
kenaikan pendapatan per kapita perlu berlangsung terus menerus dan
berkelanjutan. Tahapan-tahapan pembangunan, (sebelumnya dikenal dengan
istilah Pelita) baru merupakan awal dari proses pembangunan. Tugas yang
paling berat adalah menjaga sustainabilitas pembangunan dalam jangka
yang lebih panjang.
Yang
pasti sudah saatnya Bangsa Indonesia bangkit bersama untuk meraih
cita-cita bersama, minimal se level dengan negara tetangga kita seperti
Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, bahkan kalau perlu
Australia..Tanpa ada komitmen yang jelas dan indikator yang terukur kita
akan sulit untuk mensejajarkan diri dengan negara tersebut..
Ekonomi pembangunan selain mengulas soal alokasi sumberdaya yang seefisien mungkin dan pertumbuhan output agregat secara
berkesinambungan dari waktu ke waktu, ekonomi pembangunan menitik
beratkan pula perhatiannya pada berbagai mekanisme ekonomis, social, dan
institusional yang harus diciptakan demi meningkatnya standar hidup
penduduk miskin di negara-negara sedang berkembang. Untuk itu, ekonomi
pembangunan juga memberikan perhatian besar kepada formulasi
kebijakan-kebijakan public yang sebaik-baiknya demi menghadirkan
serangkaian transformasi ekonomi, social, dan institusional yang
sekiranya dapat berdampak positif terhadap kondisi masyarakat secara
keseluruhan dalam waktu yang singkat.
Oleh
karena itu, setiap analisis realistis terhadap masalah-masalah
pembangunan perlu ditopang dengan variable-variabel, baik itu variable
ekonomi maupun non ekonomi sebagai indicator atau tolok ukur
keberhasilan. Indikator-indikator kunci pembangunan secara garis besar pada dasarnya dapat dikalsifikasikan menjadi: 1) Indikator Ekonomi, dan 2) indicator Sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar