Riam Berawant Desa Sahan Kecamatan Seluas Kab.Bengkayang Kalbar |
Prestasi pemuda Indonesia di kancah internasional bisa menjadi contoh nyata dari istilah kebangkitan itu. Prestasi itu sungguh memikau baik di olimpiade sains, kompetisi olahraga, maupun riset. Prestasi ini dapat membongkar stigma negatif yang selama ini terlanjur melekat bagi Indonsia. Kenyataan ini menandakan bahwa sebenarnya kaum muda Indonesia memiliki kualitas luar biasa bahkan mengungguli negara-negara barat. Beberapa prestasi ini menjadi alasan bagi banyak orang yang beranggapan bahwa Indonesia bisa jaya oleh pemuda. Bahkan seperti sudah menjadi keperacayaan bagi banyak orang bahwa sebenarnya bangsa Indonesia ini bisa maju jika dipimpin oleh kaum muda.
Namun prestasi internasional itu tidak sebanding dengan prestasi dalam negeri sendiri. Di negeri ini kaum muda masih diabaikan. Ongkos politik dan sosial untuk menjadi seorang pemimpin di Negara ini sunguh luar biasa besar, modal inilah yang belum dimiliki kaum muda Indonesia. Meski ada semangat yang berkobar dan patriotisme tinggi tapi masih belum mampu memuluskan jalan menjadi pemimipin. Lagipula budaya timur itu sangatlah susah dirubah, masyarakat indonesia masih sangat tidak percaya bila dipimpin oleh orang muda. Bilapun ada contoh kaum muda menjadi pemimpin di negeri ini bukanlah murni karena kompetensi yang dimilikinya tetapi karena faktor lain seperti ketampanan fisik, ketenaran, dan kekayaan. Keran kepemimpinan itu harus dibuka bagi kaum muda.
Fakta yang terjadi di Amerika itu, mungkin bisa membuka mata para pemimpin bangsa ini, bahwa tak selamanya yang tua lebih bagus, meski memiliki pengalaman, namun tak bisa menjustifikasi bahwa anak muda tidak punya semangat meraih pengalaman yang jauh lebih bagus lagi dari kaum tua itu. Kaum muda justru memiliki semangat besar dan energi tinggi untuk meraih mimpinya. Kaum muda punya keberanian (sesuatu yang tidak dimiliki pemimpin bangsa saat ini) mendobrak kebiasaan buruk yang menurut sebagian orang sudah menjadi budaya. Kaum muda punya nyali tinggi menghadapi kedzaliman. Dan kaum muda punya kemauan keras untuk belajar.
Masih teringat oleh kita 100 tahun yang lalu. Masa dimana Indonesia merasa itulah momen yang tepat menunjukkan kebangkitan bangsa ini dari penjajahan Belanda dengan berdirinya Budi Utomo. Siapa yang mengusungnya? Tokoh tua kah? Kita lihat juga saat bersejarah ketika seluruh pemuda Indonesia mengikrarkan sumpahnya tahun 1928 sehingga membuat penjajah kalang kabut. Siapa yang melakoninya, apakah kaum tua? Demikian juga kalau bukan para pemuda yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mungkin sampai saat ini Indonesia masih menjadi bangsa terjajah. Kemudian siapa yang menggulingkan kediktatoran Orde Baru? Dan masih banyak sebenarnya bukti-bukti sejarah yang menunjukkan peran pemuda meraih kejayaan bangsa, namun sepertinya sederetan bukti itu tidak cukup bagi para elit untuk menempatkan pemuda sebagai human capital bagi negeri ini.
Indonesia adalah bangsa yang tidak pernah belajar dari sejarah. Pernyatan inilah yang akhirnya sering menjadi momok sekaligus tameng bagi setiap kegagalan yang dialami bangsa ini. Pertanyaan yang harus kita jawab bersama adalah kenapa kita tidak mau belajar dari sejarah? Melalui momentum sejarah 100 tahun kebangkitan nasional ini mudah-mudahan bisa membuka mata telinga kita bahwa banyak anak muda yang berpotensi diluar sana yang siap membangun bangsa ini, membuatnya menjadi bangsa yang besar dan disegani bangsa lain.
100 tahun sudah lah cukup bagi kita belajar dari sejarah bangsa ini. Sekaranglah momentumnya menunjukkan kembali kejayaan bangsa ini. Mari kita keluar dari keterpurukan pembenahan sistem internal bangsa ini yang tak kunjung usai. Mari kita bangkit dari perbudakan neo kapitalisme globalisasinya barat, merdeka dari segala belenggu regulasi internasional yang memaksa Indonesia terus membungkuk. Kinilah saatnya Indonesia bangkit.
Jika PricewaterhouseCoopers Internasional telah memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi lima negara besar dunia pada tahun 2050. Namun dugaan saya perkiraan itu jauh bisa dipercepat jika dari sekarang kaum muda dilibatkan dalam pembangunan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar