SELAMAT DATANG DI BLOGSPOT BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BENGKAYANG

Senin, 28 Mei 2012

KUTUKAN SUMBER DAYA ALAM

Suatu negara yang dilimpahi dengan sumber daya alam yang besar, cenderung tidak bisa maju secara berkelanjutan, ini yang disebut dengan teori "kutukan sumber daya alam," pertama kali di sampaikan oleh Richard Auty pada tahun 1993, hal ini di sampaikan untuk menggambarkan Negara-negara yang kaya akan sumber daya alamnya khususnya sumber daya terbarukan seperti mineral dan minyaknya, tapi tidak bisa menggunakan kekayaan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Karena sumber daya alam yang berlimpah sekalipun, jika tidak digunakan secara hati-hati justru bisa menjadi kutukan ketidakmajuan. Sumber daya alam yang berlimpah dapat sangat membuai dan membuat kita terlena. "Buktinya ada, misalnya saja yang terjadi pada negara yang dilimpahi oleh minyak, permata, mineral berharga tinggi, karena penduduknya tidak terlalu banyak maka mereka mengandalkan hanya pada menjual sumber alamnya". Masih menurut teori tersebut, sumber daya alam yang berlimpah bukan hanya membuat malas, tapi juga membuat paradigma kehidupannya terdistorsi. "Dalam kegiatan ekonomi, dimana sumber alam melimpah orang akan berebut apa yang ada dan tidak mau menciptakan apa yang belum ada. Saya hanya mengingatkan ini, Bisa setuju bisa tidak. Tapi ini untuk mengingatkan bahwa peran paten, hak cipta itu sangat penting dalam jangka panjang. Sekarang kita bisa hidup dengan sumber alam tapi itu tidak akan lestari. Strategi terbaik bagi negara yang kebetulan dilimpahi sumber daya alam, adalah menggunakan dengan sebaik-baiknya dan menyiapkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, itu yang jadi landasan kemajuan bangsa kita. Kalau sumber daya alam ini tidak bisa ditransformasikan menjadi kemampuan kreatif sumber daya manusia, maka bangsa akan gagap.
Istilah ini mengemuka lagi dalam sebuah tulisan yang di sampaikan oleh Amar Toor yang berjudul “Jackpot or Jinx?” yang di publikasikan pada tanggal 13 September 2010 kemarin di dalam sebuah website. Setelah terjadi kehebohan dari tim geologis Amerika Serikat bahwa ia menemukan mineral baik emas tembaga, lithium, cobalt yang nilainya US$ 1 trilyun di Afganistan
Beberapa kalangan berpendapat ini akan menjadi titik balik sejarah dan mengubah Negara Afganistan dari keterpurukan karena perang menuju modernitas. Mengubah perekonomian Afganistan dari agraria menuju Industri. Dan akan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya serta akan menyerap banyak tenaga kerja.
Tapi beberapa kalangan juga pesimistis negera ini akan mampu memberdayakan sumber dayanya karena perselisihan dan konflik di internal Afganistan sendiri yang belum selesai serta korupsi yang sudah merajalela selama bertahun-tahun. Beberapa pengamat mengkhawatirkan Negara Afganistan ini akan mengikuti jejak Negara negara kaya sumber daya alam lainnya seperti Republik Kongo yang tidak pernah sepi dari pergolakan internal dan keadaan Negara yang tidak pernal stabil.
Banyak penelitian, termasuk salah satu nya Jeffrey Sachs dan Andrew Warner. Ia telah menunjukkan hubungan antara kelimpahan sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi munuju kemiskinan. Hal ini di duga karena berbagai alasan termasuk penurunan daya saing sektor ekonomi maupun pemerintahnya yang salah mengurus sumber dayanya, lemah, tidak efektif, lembaga yang tidak stabil dan rusak. Beberapa berpendapat juga menyampaikan bahwa aliran keuangan dari bantuan luar negeri dapat menimbulkan efek yang mirip dengan kutukan sumber daya.
Sumber daya alam yang berkelimpahan juga dapat memprovokasi masyarakat dalam konflik. Sebagaian kelompok akan melakukan konflik separatis atau pemisahan dengan kelompok lainnya baik secara terbuka seperti di Angola maupun sembunyi-sembunyi, seperti perselisihan antar department dalam pemerintahan dalam upaya mendapatkan kontrol atas sumber daya tersebut.
Bagaimana dengan INDONESIA..Apakah masuk dalam kategori negara kutukan ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar